
Pengantar Ilmu Geografi: Sejarah, Perkembangan, dan Pendekatan
Apa itu Geografi?
Geografi lebih dari sekadar kartografi atau studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan di mana sesuatu berada di atas muka bumi, tetapi juga mengapa fenomena tersebut ada di situ dan tidak di tempat lain. Hal ini kadang diartikan sebagai "lokasi pada ruang".
Geografi mempelajari fenomena yang disebabkan oleh alam maupun manusia, serta akibat-akibat yang timbul dari perbedaan fenomena tersebut antarwilayah.
Sejarah Perkembangan Geografi
1. Era Yunani dan Romawi Kuno
Bangsa Yunani dikenal sebagai bangsa pertama yang secara aktif menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi. Tokoh utamanya antara lain Thales dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristoteles, Dicaearchus, Strabo, dan Ptolemaios.
Istilah Geografi pertama kali diperkenalkan oleh Eratosthenes (276–194 SM, bukan abad ke-1 Masehi). Menurutnya, geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Ia dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi.
Bangsa Romawi kemudian memberi sumbangan pada pemetaan dengan teknik baru, salah satunya adalah periplus (deskripsi pelabuhan dan daratan sepanjang garis pantai). Contoh penerapannya dilakukan oleh Hanno sang Navigator.
Pada abad ke-2 Masehi, muncul Claudius Ptolomaeus yang mendefinisikan geografi sebagai penyajian sebagian atau seluruh permukaan bumi melalui peta. Kumpulan peta karyanya dibukukan dengan nama Atlas Ptolomaeus.
2. Abad Pertengahan dan Renaisans
Pada Abad Pertengahan, bangsa Arab seperti al-Idrisi, Ibnu Battuta, dan Ibnu Khaldun memelihara dan mengembangkan warisan ilmu Yunani dan Romawi. Melalui perjalanan Marco Polo, pengetahuan geografi menyebar kembali ke seluruh Eropa.
Selama zaman Renaisans (abad ke-16 dan 17), banyak perjalanan besar dilakukan untuk mencari landasan teoritis yang lebih akurat. Karya besar pada masa ini meliputi Geographia Generalis oleh Bernhardus Varenius dan peta dunia karya Gerardus Mercator.
3. Geografi Modern (Abad ke-18 hingga ke-20)
Memasuki abad ke-18, geografi mulai diajarkan sebagai disiplin ilmu lengkap di universitas Eropa (terutama Paris dan Berlin). Salah satu karya besar zaman ini adalah Kosmos oleh Alexander von Humboldt. Geografi mulai memiliki hubungan kuat dengan geologi, botani, ekonomi, sosiologi, dan demografi.
Empat Fase Utama Geografi di Abad ke-20
Di dunia Barat, geografi melewati empat fase perkembangan pemikiran:
- Determinisme Lingkungan: Teori yang menyatakan bahwa karakteristik dan budaya manusia sepenuhnya disebabkan oleh lingkungan alam. Tokohnya: Carl Ritter, Ellen Churchill Semple, dan Ellsworth Huntington. Contoh hipotesisnya: "Iklim panas menyebabkan masyarakat tropis menjadi malas." Teori ini kemudian banyak ditentang karena terlalu generalisir.
- Geografi Regional: Fokus kembali pada ruang dan tempat (region). Tokohnya Richard Hartshorne, yang menekankan pada pengumpulan informasi deskriptif dan pembagian wilayah bumi.
- Revolusi Kuantitatif: Muncul pasca-peluncuran Sputnik, di mana geografi berusaha mengukuhkan diri sebagai sains (ilmu pasti). Fase ini mengadopsi statistik dan matematika untuk menguji hipotesis keruangan. Ini menjadi landasan pengembangan Sistem Informasi Geografis (SIG).
- Geografi Kritis: Muncul sebagai kritik atas positivisme/kuantitatif. Mencakup:
- Geografi Manusia/Humanis (Yi-Fu Tuan): Fokus pada peran manusia dan hubungannya dengan tempat.
- Geografi Marxis (David Harvey, Richard Peet): Menerapkan teori sosial Karl Marx.
- Geografi Feminis & Pos-modernis: Menjelajahi konstruksi sosial dari hubungan keruangan.
Pendekatan dan Metode Geografi
Metode Pengkajian
Geografer umumnya menggunakan empat metode pengkajian:
- Sistematis: Mengelompokkan pengetahuan geografis menjadi kategori untuk dibahas secara global.
- Regional: Mempelajari hubungan sistematis antar-kategori untuk wilayah tertentu.
- Deskriptif: Menjelaskan lokasi suatu masalah dan populasinya secara sederhana.
- Analitis: Menjawab mengapa ditemukan suatu masalah dan populasi pada wilayah geografis tertentu.
Perbedaan Paham: Fisis Determinis vs Posibilisme
Menjelang akhir abad ke-18 hingga abad ke-19, terdapat dua aliran besar:
- Fisis Determinis (Ellsworth Huntington): Memandang manusia sebagai figur pasif yang hidupnya ditentukan oleh alam.
- Posibilisme (Paul Vidal de la Blache): Memandang manusia sebagai makhluk aktif yang dapat membudidayakan dan mengubah alam untuk menunjang hidupnya (konsep Genre de vie).
Kesimpulan: 3 Pendekatan Utama Geografi
Meskipun definisi geografi terus berkembang, para ahli sepakat bahwa geografi memiliki titik pandang yang sama, yaitu mengkaji bumi sebagai tempat tinggal, interaksi manusia dengan lingkungan, serta dimensi ruang dan historis.
Secara umum, geografi modern menggunakan 3 Pendekatan Utama:
- Pendekatan Spasial (Keruangan): Mengkaji persebaran fenomena di muka bumi.
- Pendekatan Ekologi (Kelingkungan): Mengkaji interaksi antara organisme hidup (manusia) dengan lingkungannya.
- Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah): Perpaduan antara pendekatan spasial dan ekologi untuk melihat karakteristik suatu wilayah.
Catatan Perbaikan Informasi:
- Penanggalan Eratosthenes: Teks asli menyebut "Abad ke 1". Ini kurang tepat. Eratosthenes hidup pada Abad ke-3 SM, sekitar tahun 276–194 SM.
- Struktur: Paragraf pembuka yang berulang telah digabungkan.
- Pembersihan: Menghapus nama yang tidak relevan di tengah teks.
- Klarifikasi Pendekatan: Memisahkan "Metode Pengkajian" dengan "3 Pendekatan Utama Geografi" agar sesuai dengan kurikulum geografi modern.